Poundsterling mencatat penurunan harian tertajam dalam 3 pekan terakhir versus Dollar AS pada hari Rabu setelah sebuah laporan menunjukkan kejatuhan penjualan ritel bulan April, yang memicu spekulasi bahwa Bank of England akan mempertimbangkan penambahan stimulus dalam pertemuan kebijakan hari Kamis. Di lain sisi, imbal hasil gilt 10-tahun merosot hingga ke rekor terendah setelah kebuntuan politik di Yunani mendongkrak permintaan pada lelang obligasi Inggris.
"Angka penjualan ritel tersebut lemah," kata Chris Walker, analis
mata uang UBS AG di London. "Namun hasil tersebut kemungkinan belum
cukup untuk mendesak Bank of England meningkatkan target pembelian aset
mereka bulan ini, meskipun peluangnya telah lebih besar dibandingkan 2
atau 3 minggu yang lalu."
Berdasarkan laporan British Retail Consortium yang berbasis
di London, penjualan pada pertokoan Inggris yang telah dibuka setidaknya
untuk 12 bulan turun sebanyak 3,3% pada bulan April dari tahun
sebelumnya, yang merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Maret 2011.
Hingga saat ini BoE terus dihadapkan pada sebuah dilema, dimana perekonomian Inggris yang tengah menderita resesidouble-dip
pertama sejak tahun 1975 nampaknya masih membutuhkan kucuran stimulus
yang lebih banyak dari £325 milyar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara pada sisi sebaliknya, BoE juga harus memerangi inflasi yang telah bertengger di atas target 2% selama lebih dari 2 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar